Di Indonesia
hari Kartini selalu diperingati dengan hebohnya. Banyak kegiatan yang dilakukan
untuk mengenang jasa Kartini. Kartini memanglah sangat berjasa untuk wanita di
Indonesia. Beliau lah yang memperjuangkan hak-hak wanita Indonesia sehingga
saat ini wanita Indonesia dapat menghirup udara kebebasan. Kartini datang
dengan “emansipasi wanita”-nya. Semua orang mengagung-agungkan keberaniannya
untuk menepis anggapan bahwa wanita bukanlah apa-apa. Kini namanya dikenal
sebagai pahlawan untuk seluruh kaum wanita Indonesia.
Sebenarnya
Kartini bukanlah hanya Raden Ajeng Kartini binti Raden Mas Adipati
Sastrodiningrat saja, namun wanita-wanita Indonesia bisa menjadi
kartini-kartini lainnya. Kartini berada pada semangat juang untuk diri sendiri.
Kartini bukan hanya sebatas peringatan yang selalu dielu-elukan setiap orang
tetapi bagaimana wanita Indonesia mampu memerdekakan diri sendiri. Di Indonesia
terjadi banyak kasus yang membuktikan betapa wanita Indonesia belum mampu
dikatakan merdeka. Salah satu kasusnya adalah woman trafficking. Merdeka bisa
diasosiasikan dengan merdeka dalam berkarir dan berkarya seperti dalam hal
pekerjaan. Wanita Indonesia mempunyai hak untuk memerdekakan diri dalam hal
pekerjaan. Namun, masih ada beberapa pekerjaan yang tidak memerdekakan wanita
Indonesia. Salah satu contohnya adalah woman trafficking atau perdagangan
wanita. Banyak terjadi kasus dimana wanita Indonesia “dijual”. Banyak dari
mereka yang dijadikan pekerja rumah tangga hingga pekerja seks komersial.
Banyak wanita Indonesia yang terjebak dalam woman trafficking. Kasus woman
trafficking ini bukanlah kasus baru untuk wanita Indonesia karena kasus ini
sudah lama membayangi wanita Indonesia. Wanita yang terlibat dalam woman
trafficiking bisa disebabkan oleh penipuan yang biasanya berdalih Tenaga Kerja
Wanita yang bisa disalurkan ke luar negeri. Banyak wanita Indonesia yang masih
memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga mereka tidak mendapatkan
pekerjaan yang begitu bagus sehingga mendorong mereka untuk bekerja apa pun
demi menafkahi dirinya dan keluarganya. Hal ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum
tidak bertanggungjawab. Oknum-oknum ini biasanya membuka lowongan pekerjaan
untuk para wanita dengan segala iming-imingnya lalu mereka memperbudak
wanita-wanita itu. Banyak wanita yang dijual kepada orang luar negeri lalu
dijadikan pembantu tanpa dibayar. Bahkan ada juga yang dijual sebagai pekerja
seks komersial tanpa dibayar pula. Wanita-wanita ini tidak bisa mengelak dari
oknum-oknum tidak bertanggungjawab ini. Wanita-wanita ini terpaksa menuruti
semua perintah atasannya demi bisa hidup karena jika ada satu perintah saja
yang tidak dipatuhi maka nyawa yang akan jadi taruhannya. Dapat dilihat betapa
wanita Indonesia ditipu, dijual, diperbudak, diperlakukan tidak adil, dan
diinjak-injak harga dirinya namun mereka tidak bisa lari dari masalah ini.
Mereka tidak mampu untuk melawan semua itu. Mereka menganggap dengan menuruti
semua kemauan atasannya mereka bisa aman. Hal ini mencerminkan betapa wanita
Indonesia belum mempunyai sifat keberanian yang begitu besar untuk melawan apa
yang tidak sejalan dengan mereka. Mental yang dimiliki wanita Indonesia ini
belum bisa dikatakan mental memerdekakan diri. Memang mereka tidak salah dan
mereka adalah korban namun jika mereka merasa bahwa apa yang dialami
bertentangan dengan apa yang diharapkan seharusnya mereka mampu menanganinya.
Kasus woman trafficking memang bukan kesalahan mereka. Namun seharusnya mereka
berani untuk melawan setidaknya untuk tidak disakiti. Mereka harus berani untuk
memperjuangkan hak-hak mereka. Dapat dilihat betapa semangat Kartini belum
menjalar ke setiap wanita Indonesia.
Merdeka? Sulit
untuk mengatakan bahwa wanita Indonesia sudah merdeka. Bisa dikatakan bahwa
belum semua wanita di Indonesia merdeka dalam berkarir dan berkarya. Memang
banyak contoh wanita Indonesia yang sudah merdeka menurut versinya
masing-masing, seperti contohnya Megawati Soekarnoputri mantan presiden Indonesia.
Namun masih banyak wanita Indonesia yang dirasa belum merdeka seperti kasus
woman trafficking. Kata merdeka memang tidak memiliki definisi yang bisa
disama-ratakan bagi semua orang. Masing-masing mempunyai definisi sendiri
terhadap kata merdeka ini.
Setiap orang mempunyai kemauan untuk merdeka menurut
versinya masing-masing namun dapat dilihat bahwa woman trafficking tidak
memerdekakan wanita Indonesia. Wanita Indonesia tidak bisa disalahkan dalam hal
ini karena mereka adalah korban, namun setidaknya mereka bisa menyuarakan
ketidakadilan yang mereka rasakan. Jika memang mereka merasa dirugikan, sebagai
kaum yang ingin merdeka seharusnya mereka mampu untuk menyampaikannya.
Kesempatan untuk keluar dari kerasnya woman trafficking memang sangat tipis namun
tidak berarti bahwa tidak ada kesempatan bagi wanita yang terbelenggu woman
trafficking untuk keluar dari hal itu. Jika sudah bisa keluar dari hal itu
wanita Indonesia seharusnya mempunyai keberanian untuk menyampaikan apa yang
pernah dialami kepada pihak terkait misalnya polisi. Yang terjadi di Indonesia
adalah bahwa mereka tidak mengutarakan kriminal yang pernah dialami sehingga
tindak kriminal itu tidak bisa dihentikan.
No comments:
Post a Comment